Senin, 05 Mei 2014

Mutiara Hati di Waktu Subuh

Hari ini aku bangun awal pagi. Jam baru menunjukkan 3 pagi. Awalnya. Mungkin gara-gara aku niatkan untuk bangun jam 3, hanya untuk sahur mencoba puasa daud.
Selepas Sahur dengan segelas Susu dan Tahajud susah juga mata ini terpejam kembali, sambil menunggu waktu Subuh. Aku tak tahu apa yang harus aku perbuat?.aku pun coba menyalakan televisi yang ada dikantor yang hampir semua menyiarkan kuliah subuh, dan siaran film tentang hikmah, aku pun menonton film hikmah.


Satu hal yang menarik dan membuat aku tergugah dalam hati,Bahwa orang hidup itu jangan merasa paling benar, paling baik, paling berkuasa, karena semua itu hanyalah Allah yang berhak berlaku demikian, manusia sebagai mahluk ciptaannya hendaknya selalu rendah hati, tidak menyakiti sesama, janganlah menjadi seorang pengkhianat dan penfitnah terhadap sesamamu, dan janganlah menyembah selaen Allah, karena itu syirik Akbar yang sangat di benci oleh Allah. 
Aku mencoba merenungi dari film tersebut,ternyata sangat benar dan dalam adanya,karena Allah tidaklah tidur dan kita juga tidaklah sendiri selalu ditemani dua malaikat. Alhamdulillah, tenangnya hati bila dapat pencerahan seperti ini,karena memang sebagai manusia harus ikhlas atas semuanya.
Bila sudah selesai. Apa lagi yang aku bisa lakukan ya?
Aku baca Al-Qur'an, tepatnya pada Surat Ad-Dukhon yang mengandung di dalam nya artinya tentang ‘Kabut, Jerubu atau Asap’. bahwasanya Ia mengandungi amaran Allah SWT terhadap kaum kafir musyrik yang menetang Nabi Muhammad SAW bahawa mereka akan ditimpakan azab sengsara semasa langit membawa asap kemarau yang menyebabkan kebuluran yang amat dashyat. 
Kumandangan adzan subuh pun kudengarkan, sesegera aku mengambil air wudlu serta membangunkan teman2Q yang masih terlelap dalam, tidurnya. Selepas itu aku berangkat ke masjid yang tidak jauh dari kamarQ, mungkin hanya 15 m dari kamarQ. Setelah Aku shalat lalu aku istifar dan menjalankan berzikir dalam hati.
Ya Allah, kusadari indahnya nikmatmu ini. Di saat sunyi sepi, di saat resah, di saat kekosongan, di saat kekalutan, alunan zikrullah ini menjadi teman setia. Umpama memberi kekuatan dan hiburan di kala duka lara.Agar kita mampu menjadi orang yang selalu rendah hati dan selalu Istiqomah di jalanNYA.
Mudah-mudahan, hari-hari berikutnya, aku masih lagi istiqamah melakukan amalan-amalan ini, agar hatiku lebih kuat menghadapi hari-hari yang mendatang. InsyaAllah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar