Senin, 04 November 2013

HAKEKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA: (Pengembangan (Proses Pendidikan) Dimensi Hakekat Manusia, Pandangan Islam)


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Berbicara tentang manusia dan agama dalam Islam adalah membicarakan sesuatu yang sangat klasik namun senantiasa aktual. Berbicara tentang kedua hal tersebut sama saja dengan berbicara tentang kita sendiri dan keyakinan asasi kita sebagai makhluk Tuhan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘manusia’ diartikan sebagai ‘makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain); insan; orang’ (1989:558). Menurut pengertian ini manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi potensi akal dan budi, nalar dan moral untuk dapat menguasai makhluk lainnya demi kemakmuran dan kemaslahatannya. Dalam bahasa Arab, kata ‘manusia’ ini bersepadan dengan kata-kata nâs, basyar, insân, mar’u, ins dan lain-lain. Meskipun bersinonim, namun kata-kata tersebut memiliki perbedaan dalam hal makna spesifiknya. Kata nâs misalnya lebih merujuk pada makna manusia sebagai makhluk sosial. Sedangkan kata basyar lebih menunjuk pada makna manusia sebagai makhluk biologis. Begitu juga dengan kata-kata lainnya.
B. Rumusan Masalah
a)      Apa Pengertian dari Hakekat Manusia?
b)      Apa saja Pengembangan (Proses Pendidikan) Dimensi Hakikat Manusia?
c)      Bagaimana Pandangan Islam Terhadap Manusin dan Pendidikan?
C. Tujuan
a)      Untuk Mengetahui Pengertian dari Hakekat Manusia
b)      Untuk Mengetahui Pengembangan (Proses Pendidikan) Dimensi Hakikat Manusia
c)      Untuk Mengetahui Pandangan Islam Terhadap Manusia dan Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hakekat Manusia
Hakikat manusia adalah sebagai berikut : 
1) Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2) Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
3) Seseorang yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4) Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai selama hidupnya.
5) Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
6) Individu yang mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama dalam bidang sosial.[1]
B.    Pengembangan (Proses Pendidikan) Dimensi Hakikat Manusia
Pengembangan dimensi hakikat manusia menjadi tugas pendidikan. Pengembangannya dibagi menjadi 2 yaitu :
1.    Pengembangan yang utuh
Pengembangan yang utuh yaitu apabila pengembangan dimensi hakikat manusia itu terjadi secara utuh antara jasmani dan rohani, antara dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan keberagamaan, antara aspek koknitif, afektif dan psikomotorik. Semua dimensi-dimensi tersebut harus mendapat layanan dengan baik, tidak terjadi pengabaian terhadap salah satunya dalam hal ini dimensi keberagamaan menjadi tumpuan dari ketiga dimensi yang lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengembangan dimensi hakikat manusia yang utuh diartikan sebagai pembinaan terpadu terhadap seluruh dimensi hakikat manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara selaras. Maka secara totalitas dapat membentuk manusia yang utuh.
2.    Pengembangan yang tidak utuh
Pengembangan yang tidak utuh adalah proses pengembangan dimensi hakikat manusia yang tidak seimbang antara dimensi yang satu dengan yang lainnya, artinya ada salah satu dimensi yang terabaikan penanganannya.
Pengembangan yang tidak utuh akan menghasilkan kepribadian yang pincang dan tidak mantap. Pengembangan yang seperti ini merupakan pengembangan yang patologis atau tidak sehat.
C.    Pandangan Islam
1.    Pandangan Islam Terhadap Manusia
Menurut pandangan islam manusia adalah makhluk Alloh yang paling mulia dari pada yang lainnya. Ia bukan ada dengan sendirinya tetapi diciptakan oleh Alloh dengan dikaruniai sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh makhluq yang lain.
Alloh menciptakan manusia dalam bentuk fisik yang bagus dan seimbang. Sesuai dengan firman Alloh Surat Ath Thiin yang artinya : Sesungguhnya telah kami jadikan manusia itu dalam bentuk sebaik-baiknya (Q.S At tiin 4)
Dalam hubungan dengan pendidikan menurut pandangan islam manusia dapat kita lihat dari tiga titik saja yaitu : (Daradjat dkk, 2000 : 3).
a.    Manusia sebagai makhluq yang mulia
Manusia diciptakan oleh Alloh sebagai penerima dan pelaksana ajaran agama. Oleh karena itu ia ditempatkan pada kedudukan yang mulia. Untuk mempertahankan kedudukannya yang mulia dan bentuk pribadi  yang bagus itu Alloh melengkapinya dengan akal dan perasaan yang memungkinkan manusia menerima dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan membudayakan ilmu yang dimilikinya.
Ini berarti manusia sebagai makhluq yang mulia dikarenakan manusia dikaruniai (1) akal dan perasaan (2) ilmu pengetahuan (3) kebudayaan yang seluruhnya dikaitkan kepada pengabdian pada pencipta, Alloh SWT.


1)    Akal dan Perasaan
Setiap orang menyadari bahwa ia mempunyai akal dan perasaan. Akal pusatnya di otak, digunakan untuk berfikir, perasaan pusatnya di hati, dalam kenyataan keduanya sukar dipisahkan.
Penggunaan akal dan perasaan dapat menentukan kedudukan seseorang dalam lingkungan sosialnya. Kemampuan berfikir dan merasa ini merupakan anugerah Alloh yang paling besar dan ini pulalah yang membuat manusia itu istimewa dan mulai dibandingkan dengan makhluq yang lainnya. Alloh menyuruh manusia berfikir baik tentang dirinya atau tentang alam semesta ini sehingga menghasilkan ilmu pengetahuan.
2)    Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu yang diketahui oleh manusia melalui pengalaman, informasi, perasaan atau melalui intuisi. Ilmu pengetahuan merupakan hasil pengolahan akal (berfikir) dan perasaan tentang sesuatu yang diketahui itu.
Faktor terbesar yang membuat manusia itu mulia adalah karena ia berilmu dan menggunakan ilmunya dia dapat menguasai alam, meningkatkan iman dan taqwanya juga dengan ilmu.
3)    Kebudayaan
Islam memandang manusia sebagai makhluq pendukung dan pencipta kebudayaan. Dengan akal, ilmu dan perasaan ia membentuk kebudayaan dan mewariskan kebudayaan itu kepada anak turunnya.
b.    Manusia sebagai kholifah di bumi
Setelah bumi ini diciptakan, Alloh memandang perlu bumi itu didiami, diurus dan diolah. Untuk itu ia menciptakan manusia sebagai kholifah di bumi. Kemampuan bertugas ini adalah anugerah Alloh dan sekaligus merupakan amanat yang dibimbing dengan suatu ajaran yang pelaksanaannya merupakan tanggung jawab manusia yang bernama kholifah itu.
c.    Manusia sebagai makhluq PAEDAGOGIK
Mahluq paedagogik ialah mahluq Alloh yang dilahirkan membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik. Mahluq itu adalah manusia. Sehingga mampu menjadi kholifah di bumi, pendukung dan pengembang kebudayaan. Ia dilengkapi dengan fitroh Alloh berupa bentuk yang dapat berkembang, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluq yang mulia, pikiran, perasaan dan kemampuannya berbuat merupakan komponen dari fitrah itu. Fitrah inilah yang membedakan manusia dengan mahluq yang lain dan membuat manusia itu istimewa dan lebih mulia dan sekaligus berarti bahwa manusia adalah mahluq paedagogik.
2.    Pandangan Islam Terhadap Pendidikan
Ahmad Marimba mendefinisikan pendidikan sebagai suatu bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh guru terhadap perkembangan jasmani dan ruhani murid menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Rusn, 1988 : 54).
Menurut pandangan islam pendidikan itu sangat penting, karena syariat islam tidak akan dihayati dan diamalkan oleh umatnya kalau hanya diajarkan saja. Untuk itulah agar islam bisa diamalkan oleh umatnya tidak hanya teoritis tetapi juga praktis maka umat islam harus dididik melalui proses pendidikan. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Nabi SAW dalam mengajak orang untuk beriman dan beramal serta berakhlaq yang baik sesuai dengan ajaran islam dengan berbagai metode dan pendekatan. Sehingga beliau adalah seorang pendidik yang berhasil.[2]







BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan hal-hal sebagai berikut
1.    Sifat hakekat manusia adalah ciri-ciri karakteristis yang secara prinsipil membedakan manusia dari hewan atau dari makhluq lainnya
2.    Wujudnya sifat hakikat manusia antara lain kemampuan manusia menyadari diri, kemampuan bereksistensi, mempunyai kata hati, moral, tanggung jawab, rasa kebebasan, kewajiban dan hak serta kemampuan menghayati kebahagiaan.
3.    Dimensi-dimensi sifat hakekat manusia ada 4 yaitu dimensi keindividuan, kesosialan, kesusilaan dan keberagaman.

4.    Pengembangan dimensi hakekat manusia ada dua yaitu : pengembangan yang utuh dan pengembangan yang tidak utuh.
5.    Menurut pandangan islam
·                       Terhadap manusia, manusia adalah :
a.       Sebagai mahluq yang mulia karena dikaruniai akal dan perasaan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan utuh mengabdi kepada Alloh.
b.      Sebagai kholifah dimuka bumi.
c.       Sebagai mahluq paedagogik
  • Terhadap pendidikan :
    Menurut pandangan islam pendidikan itu sangat penting, karena syariat islam dapat dihayati dan diamalkan oleh umatnya hanya dengan proses pendidikan seperti yang dilakukan olah Nabi SAW
    .
DAFTAR PUSTAKA

Arif, Moh, 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Nganjuk: STAIM Press
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_12.html































[1] http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_12.html
[2] Mohammad Arif, Ilmu Pendidikan Islam, Nganjuk: STAIM Press, 2011,  hal. 7-10